Traveling to Palembang

ampera1Selama dua hari, saya menikmati Palembang yang “baru”. Sungguh indah Palembang yang berbenah.

Kepergianku ke Palembang sebenarnya bukan semata-mata liburan, walaupun memang kemarin pas long weekend.

“Orang tua” sekaligus juga “guru” saya, Pak H. Muhammad Tutur KS, berkenan mengundangku ke sana untuk kegiatan peringatan MAULID NABI MUHAMMAD SAW di lingkungan kediamannya, Kampung Purwodadi, Sukarami, Kota Palembang.

Ingin baca lebih banyak, silahkan klik di bawah ini (READ MORE …)

ampera2Sabtu sore, 07 Maret 2009, pukul 15.15wib  saya dan putri-putri saya berangkat menuju Palembang menggunakan LORENA dari terminal Lebak Bulus, agak molor 1 jam 15 menit dari jadwal.

Alhamdulillah, sekitar pukul 17.40wib bus sudah masuk ke dalam kapal ferry untuk penyeberangan ke BAKAUHENI, Lampung. Suasana laut nan indah dikala sunset menambah indahnya perjalanan, meskipun ada sedikit badai angin dan hujan.

Bus melaju menembus gelapnya malam melintasi JALAN LINTAS TIMUR Sumatera dari Lampung menuju Palembang.

Alhamdulillah, sekitar pukul 07.00wib kami sudah melewati kampus UNIVERSITAS SRIWIJAYA yang berlokasi di INDRALAYA Palembang. Pukul 08.30wib tibalah saya di Palembang, kilometer 9.

Pak H. Tutur bersama putra pertamanya MAS EKO, dengan mengendarai DAIHATSU TAFT berkenan menjemput kami di pool bis Lorena. Masya Allah, begitu mulia sekali beliau bersama putranya.

Setelah tiba di rumah beliau, kami disambut keluarganya yang begitu santun dan mulia. Ibu, Mbak Tuti dan Mas Evan (menantu) juga Mbak Diah (?) menyambut dengan kehangatan. Luar biasa…

Kami dipersilahkan beristirahat setelah menempuh hampir 18 jam perjalanan, karena malam hari ba’da Isya saya harus mengisi ceramah Maulid di Masjid sekitar 500 meter dari rumah beliau, masjid DAARUL MUTTAQIN namanya.

Sewaktu peringatan Maulid berlangsung, sungguh sangat mengharukan, sikap jama’ah yang antusias menghilangkan rasa penat setelah semalaman di perjalanan, padahal sebelum maghrib turun hujan sangat lebat hingga shalat Isya. Dan alhamdulillah, setelah beberapa acara pengantar, seperti Qasidahan Ibu-ibu, tampilan seni anak-anak TPA, sekitar pukul 23.00wib acara tuntas sudah.

Esok harinya, Mas Eko mengajak kami jalan-jalan mengelilingi kota kecil Palembang. Mas Eko mengikhlaskan sebagian waktu aktifitasnya untuk menemani saya berkeliling. Sepanjang perjalanan, Mas Eko menyebut nama-nama lokasi dan gedung yang kami lewati. Kami mendengarkan dan memperhatikan dengan seksama, meskipun tidak dapat mengingat semuanya. Dari jalan utama di Palembang, bundaran utama dimana terdapat Pasar 16 Ilir dan Masjid Agung Palembang yang juga tersambung langsung dengan jalan fly over jembatan AMPERA.

Kami diajak jalan-jalan mengitari kota kecil Palembang yang bersih dan tertib. Ini bagian indahnya, menurut saya. Betapa tidak, dulu Palembang dikenal agak “menakutkan”, suasananya tidak tertib, banyak orang yang berbuat nekat dan kotor. Tetapi kini tidak lagi, Palembang menjadi sangat apik, tertib dan bersih. Konon, walikotanya, Pak EDI, begitu ngotot ingin menjadikan Palembang untuk menjadi kota bersih dan WISATA SUNGAI. Rupanya, tekad itu tidak main-main dan hasilnya pun sudah terlihat, kota Palembang mendapat piala ADIPURA dan wisata sungai MUSInya sudah mulai banyak dilirik turis meskipun masih belum sempurna.

Sesuai dengan permintaan kami, akhirnya kami singgah menyambangi UNIVERSITAS SRIWIJAYA yang masih berada di tengah kota. UNSRI sebagian besarnya sudah pindahan ke wilayah Indralaya, yang tertinggal hanya fakultas kedokteran dan pascasarjana. Pada waktunya shalat zhuhur, Mas Eko membawa kami shalat di Masjid Agung Palembang yang berdiri megah di tengah-tengah kota. Subhanallah…

Sesudah shalat dan menyantap MARTABAK “HAR” asli Palembang, kami beranjak pulang untuk sejenak beristirahat, karena Mas Eko berniat membawa kami melihat sungai Musi dan wisata airnya di malam hari.

Selepas maghrib, kami pun kembali berjalan-jalan. Kali ni Mas Eko berhalangan mengantar karena ada kegiatan yang tidak bisa ditinggal, giliran keponakan Ibu Haji yang mengantar kami untuk  menyambangi Sungai Musi di pelataran BENTENG KUTO BESAK (BKB), persis di bibir sungai sebelah barat (ilir). Subhanallah indahnya, sungai yang amat panjang dan lebar itu terbentang indah dilihat dari depan BKB. Belum lagi melihat indahnya jembatan AMPERA yang berhiaskan lampu, terang, bercahaya dan jelita.

Beberapa nelayan wisata menghampiri kami untuk menaiki perahu berwisata keliling menyusuri sungai Musi. Kami pun naik jasa keliling sungai Musi. Lagi-lagi, Subhananallah… indah dan lumayan bersih. Kami pun diantar mengelilingi RESTORAN TERAPUNG yang bertebaran di pinggir sungai Musi sekitar jembatan Ampera. Restoran “RIVER SIDE” menjadi singgahan kami untuk mengisi perut yang mulai keroncongan. Alhamdulillah, sekitar pukul 23.00wib, tak terasa, kami harus kembali untuk beristirahat.

Selepas menyantap TEKWAN yang diberi kuah, bihun dan jamur payung, pagi-pagi kami diajak Ibu Haji berbelanja ke Pasar 16 ILIR, pasar pinggir sungai Musi dan jembatan Ampera. Bersama putri-putriku, beliau berkeliling berbelanja keperluannya, sementara saya berkeliling melihat kesibukan warga pasar di sana.

Saya agak kaget melihat situasi lalu lintas sungai Musi yang ramai. Perahu motor hilir mudik membawa penumpang. Rupanya, aktifitas mereka bukan mencari atau berdagang ikan, tetapi aktifitas transportasi.  Ada perahu yang berfungsi seperti angkot, beberapa orang menunggu di perahu menunggu penumpang lainnya, lalu perahu itu bernagkat setelah penumpang mulai penuh. Ada juga perahu yang seperti ojek, mengantar siapapun dan berapa orang pun yang naik.

Bergerak ke arah dalam pasar, saya melihat orang berjualan sarapan. meja kecil itu ternyata untuk menjajakan sarapan nasi kuning dan … MPEK-MPEK Palembang tentunya. Oh, kami di Jakarta makan mpek-mpek hampir mewah dan sekali-kali saja, tetapi bagi sebagian mereka untuk sarapan rutin. Setelah beberapa oleh-oleh didapat, akhirnya kami pulang. Kami naik bus dan turun di SIMPANG KADES jalan masuk ke rumah Pak Haji Tutur. Di sana kembali kami singgah berbelanja mpek-mpek dan kerupuk sekedar untuk oleh-oleh tambahan.

Adzan Zhuhur bergema, saatnya kami bergegas untuk shalat dan berkemas pulang menuju Bandara SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II (SMB II). Sambil berkemas, Pak Haji Tutur dan Ibu yang mulia hati itu, membekali kami dengan oleh-oleh. Masya Allah, dari pelayanan, penerimaan, sambutan beliau dan keluarga saja bagi kami sudah sangat cukup, ditambah lagi dengan oleh-oleh. berkali-kali saya mengucap syukur dan do’a untuk beliau sekeluarga, semoga Allah melimpahkan kebaikan dan kemuliaan kepada beliau dan keluarga.

Lepas pukul 13.00wib kami sudah menuju Bandara kami harus segera check in untuk flight bersama SRIWIJAYA pada pukul 14.20wib. Tapi, sesampai di tempat check in, kami disodori informasi bahwa penerbangan ditunda hingga pukul 16.30wib. Rupanya kami masih disuruh menikmati indahnya Palembang di sekitar bandara. Merasa tidak enak, kami mempersilahkan Pak Haji dan Ibu untuk duluan pergi tidak usah menunggui kami. Kami bersalaman dan berpamitan. Putri-putriku berpamitan mencium tangan Ibu dan kemudian mencium pipinya tanda hormat, terharu saya melihatnya, karena mata Ibu Haji terlihat berkaca-kaca menahan sedih untuk berpisah. Saya melihat putri-putri saya begitu akrab dan menghormati Ibu dan keluarganya. Sangat akrab padahal hanya dua hari bersama.

Setelah delay beberapa jam, akhirnya pukul 17.15wib kami “terbang” menuju Cengkareng, Sukarno-Hatta. Selamat berpisah Palembang, semoga kita kan berjumpa lagi. Selamat berpisah juga Bapak Haji Tutur KS “ayahku”, Ibu Haji dan seluruh keluarga, kami sungguh sangat berkesan bersama kemuliaan  keluarga Bapak, semoga kita bisa berjumpa lagi di waktu yang akan datang dalam keadaan yang lebih baik, Insya Allah ….

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: